Moral dan Budi Pekerti
Hati mudah menjadi api
Saat emosi mengacau logika
Perjuangkan moral
dan budi pekerti
Dalam karya menangkan jiwa
Syair
merupakan salah satu jenis puisi lama. Dalam sebuah syair, antara lain berisi
kisah, nasihat, dan pengetahuan hidup. Adapun ciri-ciri syair yaitu, syair
terdiri dari empat baris, dan tiap baris terdiri atas empat kata. Sajak akhir
syair berpola a-a-a-a. Semua baris di dalam syair merupakan isi dan biasanya
tidak selesai dalam satu bait kerena syair digunakan nuntuk bercerita.
Pernahkah kamu membaca atau mendengarkan jenis
karya sastra lama terutama syair?. Bila sudah, apa yang kamu tangkap dari
sebuah syair itu?. Mampukah kamu untuk menentukan tema maupun pesan yang
terkandung di dalam sebuah karya sastra lama yang pernah kamu baca atau kamu
dengar!.
Sekarang
marilah kita mencoba mengingat kembali apa itu karya sastra lama. Sepeti aapa
karyasastra lama itu, baik dari jenis maupun cirri-cirinya.
KEGIATAN AWAL
A.
Mengenal Jenis dan Ciri Karya Sastra
Klasik/Lama
Jenis dan ciri karya sastra lama
bermacam-macam. Coba kalian cocokkan jenis dan ciri-cirinya berikut!
Diskusikanlah bersama kelompok!
Jenis :
1.
Mantra : I 8. Peribahasa :
…
2.
Pantun : … 9. Cerita binatang (fable) : …
3.
Pantun
berkait : … 10. Legenda :
…
4.
Talibun : … 11. Cerita pelipur lara : …
5.
Pantun
kilat : … 12. Cerita jenaka :
…
6.
Gurindam : … 13. Cerita sejarah : …
7.
Syair :
…
KEGIATAN INTI
B.
Mendengarkan Pembacaan Syair dan Menjelaskan
Isinya
Pembacaan
syair termasuk salah satu kesenian tradisional Nusantara. Pembacaan syair
digunakan sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan nasihat yang terkandung di dalamnya.
Dalam
syair terkandung pesan atau nasihat kepada pihak-pihak tertentu, bisa secara
langsung maupun tidak langsung. Nasihat langsung disampaikan dengan menguntai
gagasan (nasihat) dalam setiap bait. Bait-bait tersebut secara keseluruhan akan
membentuk sebuah nasihat yang utuh. Nashat tak langsung disampaikan dengan cara
menceritakan kisah kehidupan seorang tokoh. Melalui peristiwa yang dialami
tokoh, pembaca diharapkan dapat menyimpulkan sendiri nasihat kehidupan yang
berguna bagi dirinya.
Gurumu akan membacakan sebuah syair berikut. Dengarkanlah
secara saksama, kemudian jawablah pertanyaan yang diajukan gurumu secara lisan!
Sebelumnya tutuplah buku pelajaranmu!
ABDUL
MULUK
Berhentilah
kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan,
Abdul Hamid Syah paduka sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.
Abdul
Muluk putera baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik menjelis usulnya syahda,
Tiga belas tahun umurnya ada.
Parasnya
elok amat sempurna,
Petah menjelis bijak laksana,
Member hati bimbang-gulana,
Kasih kepadanya mulia dan hina.
Akan
Rahmah puteri bangsawan,
Parasnya elok sukar dilawan,
Sedap manis barang kelakuan,
Sepuluh
tahun umurnya tuan.
Sangatlah
suka duli mahkota,
Melihat puteranya besarlah nyata,
Kepada isteri baginda berkata,
“Adinda nin apalah bicara kita?
Kepada
fikir kukanda sendiri,
Abdul Muluk kemala negeri.
Baiklah kita beri beristeri,
Dengan anakanda Rahmah puteri.”
….
(
dikutip dari Puisi Lama. Jakarta: Balai Pustaka )
pertanyaan berikut diajukan untuk dijawab secara lisan oleh siswa!
1.
Dilihat
dari cara pengungkapan nasihat, siapakah yang bertutur dalam “Syair Abdul
Muluk”?
2.
Siapakah
pihak yang diberi nasihat melalui “Syair Abdul Muluk” tersebut?
3.
Nasihat
kehidupan apa sajakah yang disampaikan dalam “Syair Abdul Muluk” tersebut?
4.
Ibarat apa
yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan tokoh dalam “Syair Abdul Muluk”?
5.
Apa tema
yang terdapat dalam syair tersebut?
C.
Menjelaskan Manfaat Pesan dalam Syair untuk
Kehidupan Sekarang
Meski zaman sudah berubah, pesan dalam syair
masih tetap berguna untuk masa sekarang. Oleh karena itu, masyarakat wajib
menjaga dan melestarikan syair. Syair berguna untuk merenungkan nilai-nilai
kehidupan yang dapat memperbaiki kualitas mental, sikap, dan perilaku
masyarakat pemiliknya.
Tetaplah bersama kelompokmu! Isilah table berikut
berdasarkan kesimpulan dari pesan-pesan syair yang telah kalian tuliskan!
Jelaskan pula manfaat bagi kehidupan kaian sekarang!
No.
|
Pesan dalam Syair
|
Manfaat untuk Kehidupan Sekarang
|
1.
|
||
2.
|
||
3.
|
||
4.
|
KEGIATAN
LANJUTAN
D.
Menulis dan Membacakan Syair Karya Sendiri
Lakukanlah!
1.
Tulislah
beberapa bait syair secara berkelompok!
2.
Bacakan
secara bergantian di depan kelas!
3.
Pilihlah
syair terfavorit secara objektif! Tulislah pilihanmu dalam selembar kertas lalu
dikumpulkan!
4.
Hitung
hasil daripemilihan syair terfavorit dan diumumkan!
5.
Beri penghargaan kepada kelompok pemenang
penulisan syair terfavorit tersebut!
Saat selesai membaca sebuah karya sastra,
mungkin kamu pernah merasakan ada nilai-nilai yang sesuai untuk dijalankan
dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut mengandung nilai kehidupan yang
menyentuh hati dan membawa pengalaman batin.
Masyarakat berbudaya memiliki tradisi membaca
karya sastra yang baik. Di samping untuk hiburan, sastra menjadi alternative
untuk memperluas wawasan dan pengalaman hidup. Peristiwa yang dialami tokoh,
perilaku tokoh, cara, dan sikap tokoh dalam menyelesaikan masalah, jika
direnungkan sarat akan pesan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan
menumbuhkan nilai moral dan budi pekerti bagi pembaca.
Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh,
pembaca dapat memetik pelajaran yang berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada
cerita dapat tersampaikan kepada pembaca, sehingga pesan moral dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Wujud
moral dalam karya fiksi dapat berupa hal-hal berikut:
1.
hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
2.
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;
3.
hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;
4.
hubungan manusia dengan Tuhannya.
Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat
ditafsirkan berbeda-beda oleh pembaca. Hal itu berhubungan dengan bagaimana
cara pembaca untuk mengapresiasi suatu cerita. Pesan moral yang terdapat dalam
suatu cerita biasanya berisi tentang cinta, persahabatan, sosial dan
agama.
KEGIATAN
AWAL
A.
Membaca dan Merespons Isi Cerpen
Bacalah
cerita pendek berikut dengan teliti! Ikuti dengan saksama setiap alur
peristiwanya! Kemudian, kerjakan pelatihan yang menyertainya!
Berdasarkan cerpen “Guru Killer”,
diskusikanlah hal-hal berikut!
1.
Dalam cerpen
tersebut, Pak Lukman yang sebagai guru sering menganiaya murid-muridnya, karena
dia kesal akan masa lalunya saat SD kelas 3 yang juga diperlakukan kasar oleh
gurunya. Setujukah kalian terhadap sikap Pak Lukman? Mengapa?
2.
Murid-murid
selalu dianiaya oleh Pak Lukman, hingga murid-murid malas untuk masuk sekolah.
Seandainya kalian mempunyai guru seperti Pak Lukman, bagaimana tindakan kalian?
Berikan alas an atas jawaban kalian!
3.
Gambarkan
perasaan Anton saat diperintah maju untuk mengerjakan PRnya, dan jugu
perasaannya saat dimarahi oleh Pak Lukman!
4.
Seandainya
kamu adalah Pak Lukman, bagaimana ekspresimu ketika mendengar Zainudin
meninggal dunia?
B.
Menggunakan ungkapan untuk Menggambarkan Watak
Tokoh dalam Cerpen
Ungkapan
digunakan untuk menyatakan suatu maksud. Maksud tersebut berhubungan dengan
tingkat kedalaman emosi seseorang dalam
memahami sesuatu. Ungkapan dinyatakan dengan menggabungkan kata-kata, sehingga
menimbulkan makna baru. Meskipun demikian, makna baru tersebut masih memiliki
hubungan asosiatif dengan makna sebelumnya. Misalnya, seorang siswa yang suka
mengambil barang yang bukan miliknya, dikatakan dengan ungkapan “panjang
tangann”. Ungkapan digunakan pada situasi tertentu, misalnya untuk menyatakan
pujian, nasihat, kemarahan, kekecewaan, atau kesedihan.
Diskusikanlah soal-soal berikut!
1.
Dalam
kitipan cerpen di atas, dinyatakan “?
Jangan-jangan Si Bau Kencur ini melaporkanku kepada Bapak Kepsek”. Bau kencur memiliki makna ‘anak yang masih kecil’. Tulislah kalimat dengan
menggunakan ungkapan berikut, lalu jelaskan maknanya!
a.
Tangan
kosong
b.
Naik darah
c.
Sampah
masyarakat
d.
Otak
dengkul
e.
Angkat bicara
f.
Bersumbah
peluh
2.
Lengkapilah paragraf berikut sesuai dengan ungkapan yang terletak di
samping teks! Cukup dengan menuliskan hurufnya saja!
C.
Mendaftar Kosakata yang Berhubungan dengan
Watak Tokoh dalam Cerpen
Manusia
tidak dapat hidup sendiri. Dadalam berinteraksi dengan orang lain, manusia
menunjukkan watak-watak tertentu. Deskripsikanlah watak-watak yang terpuji dan
yang tercela dari tokoh cerpen “Guru Killer” dengan mengisi table berikut! Jika
tidak ditemukan watak tertentu dalam diri seorang tokoh, kamu tidak perlu
mengisinya.
No.
|
Tokoh
|
Watak
muliia
|
Watak
tercela
|
1.
|
Pak Lukman
|
….
|
….
|
2.
|
Anton
|
….
|
….
|
3.
|
Kepala Sekolah
|
….
|
….
|
KEGIATAN
INTI
D.
Memahami Pengembangan Alur dan Penokohan Cerpen
Cerita
pendek (cerpen) terdiri atas rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan
hubungan sebab akibat.
Alur
cerpen dibedakan menjadi tiga, yaitu maju
(linier), melingkar (sirkuler), dan sorot
balik (flash back). Disebut alur maju jika peristiwa dalam cerpen
diceritakan secara berurutan dari awal hingga akhir cerita; dikatakan alur
melingkar jika peristiwa tidak diceritakan secara berurutan; dan disebut alur sorot balik jika peristiwa akhir
dikisahkan lebih dahulu, selanjutnya disusul kejadian awal dan rangkaian
peristiwa selanjutnya.
Alur dikembangkan dengan sejumlah
peristiwa yang dialamii para tokoh. Tokoh dalam sebuah cerpen memiliki watak
yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan konflik dan dapat menyebabkan munculnya
perubahan peristiwa. Melalui peristiwa yang dialami para tokoh, pengarang
menyampaikan pesan kepada pembaca.
Kerjakanlah pelatihan berikut dengan berdiskusi kelompok!
1.
Isilah
kotak-kotak berikut untuk menggambarkan satuan peristiwa yang di alami Pak
Lukman dalam cerpen “Guru Killer”!
2.
Uraikan
secara singkat tahapan alur dari satuan peristiwa yang telah kalian lakukan
pada soal nomor 1!
Ø Pengenalan cerita : …………………………………………………………………………………………..
Ø Awal konflik :
…………………………………………………………………………………………..
Ø Menuju konflik :
…………………………………………………………………………………………..
Ø Konflikk memuncak : ………………………….................................................................
Ø Penyelesaian :
..........................................................................................
3.
Buatlah
simbol visual untuk menggambarkan watak setiap tokoh, lalu tuliskan maknanya!
E.
Menceritakan Kembali Isi Cerpen secara
Berpasangan
Untuk
menceritakan kembali cerpen kepada pihak lain, adapun cara yang harus dilakukan
terlebih dahulu! Pertama, buatlah urutan pokok peristiwa yang dialami para
tokoh. Kedua, renungkanlah sejenak! Pahamilah tema, watak tokoh-tokohnya, dan
latrnya! Ingat, gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar! Pengucapan
harus jelas untuk menandai pergantian peristiwa dan pergantian latar!
Ceritakan isi cerpen “Guru Killer” secara berpasangan!
Berikan komentar atau saran perbaikan kepada pasanganmu dengan menggunakan
rambu-rambu berikut.
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Komentar
|
Saran
|
1.
|
Ketepatan penggambaran alur
|
….
|
….
|
2.
|
Ketepatan
penggambaran watak tokoh
|
….
|
….
|
3.
|
Ketepatan penggambaran latar
|
….
|
….
|
4.
|
Ketepatan
penggambaran tema
|
….
|
….
|
5.
|
Kelancaran penggunaan bahasa
|
….
|
….
|
KEGIATAN
LANJUTAN
F.
Menuliskan Hal-hal Menarik dalam Cerpen
Tulislah hal-hal menarik yang kamu temukan
dalam cerpen “Guru Killer”!
Hal-hal yang menarik dari cerpen “Guru Killer”
ü Dari segi kisahnya : ……………………………………………………………………………………….........
………………………………………………………………………………………………..
ü Dari segi penokohannya : …………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
ü Dari segi pesan yang disampaikan kepada pembaca : …………………………………………..
……………………………………………………………………………………………….
|
KEGIATAN AWAL
A.
Membaca Dua Buah Cerpen dan Mendiskusikan
Isinya
Bila kamu sering membaca cerpen,
kamu akan semakin memperkaya wawasan hidupmu. Pesan-pesan moral yang terkandung
dalam sebuah cerpen dapat kamu terapkan di kehidupan sehari-hari. Sehingga
diharapkan kamu dapat bersikap lebih arif dalam menjalani hidup.
Bacalah dua cerpen
karya Erni Khairani dan Suhartono berikut ini! Kemudian, kerjakan pelatihannya!
RANI
Oleh Erni
Khairani
RANI, gadis kecil yang duduk di kelas 3 SMP itu sedang termenung sendirian di bawah pohon rindang yang berada tepat di halaman sekolahnya. Dia sangat kebingungan. Tapi kebingungan itu tidak ditampakkannya di raut wajahnya yang manis. Rani anak yang pintar di sekolahnya, dia selalu juara kelas dan dia murid kesayandepan orang ramai untuk mengekspresikan dirinya.
Yang menjadi permasalahan adalah hari ketika Rani berlomba adalah hari ujian akhir untuk kelas 3. Rani dipilih karena hanya Rani yang mampu membacgan guru-gurunya.
Dua hari yang lalu Rani ditunjuk guru Bahasa Indonesia untuk mengikuti perlombaan tingkat SLTP se Riau dalam rangka Hardiknas, dia terpilih sebagai pembaca puisi. Gurunya tiba-tiba menunjuknya tanpa mengetesnya terlebih tahulu.
Memang kemampuan Rani tidak diragukan lagi dalam membaca puisi tapi itu hanya sebatas di depan teman-temannya. Dia belum pernah tampil di a puisi dengan baik di sekolahnya, maklum sekolah Rani bukanlah sekolah favorit, ruang kelasnya hanya tiga kelas.
Meski gurunya sudah memberi dispensasi untuk mengikuti ujian susulan, tapi Rani tidak tenang dengan hal itu . Di samping dia harus belajar untuk mempersiapkan ujiannya dia juga harus latihan untuk perlombaan puisi. Tapi Rani optimis, dia tidak mau nilaiya turun karena perlombaan ini dan dia juga tidak mau mengecewakan pihak sekolah yang telah memberi kepercayaan kepadanya.
Waktu perlombaan dua hari lagi, Rani sudah berlatih sendiri di rumah tanpa ada yang membimbingnya. Dia berekspresi di depan kaca setiap hari. Judul puisi yang dipilihnya adalah’’Dandandid’’. Sebenarnya Rani sendiri tidak mengerti dengan puisinya itu karena puisi itu bukanlah karyanya melainkan pemberian dari panitia. Tapi rani tetap berusaha sebaik mungkin.
Hari perlombaan sudah tiba. Rani ke sekolah pagi-pagi sekali dengan harapan gurunya mengetesnya terlebih dahulu agar apa bila ada kesalahan, dia mendapat koreksi dari gurunya. Sampai di sekolah, Rani langsung mencari guru Bahasa Indonesia.
‘’Bu, hari ini saya harus berlomba di gedung kesenian, apa ibu mau melihat saya berpuisi terlebih dahulu sebelum berlomba?’’Rani berbicara pada gurunya dengan gaya meminta.
Tapi guru itu malah menjawab,’’Oh... Rani, Ibu sampai lupa lho kalau hari ini perlombaan kamu. Emmm... gini aja, kamu langsung aja ke gedung kesenian itu ya, hari ini ibu sibuk sekali, jadi enggak bisa melihat kamu puisi dulu, kamu kan tahu hari ini kelas tiga ujian.’’
‘’Jadi yang nemenin saya kesana siapa bu?’’tanya Rani dengan nada sedih.
Kamu sendiri bisa kan? Semua guru hari ini sibuk Rani, kamu harus maklum, nanti ibu kasih ongkos untuk pergi kesana ya. Atau nanti ibu bilang sama bapak olah raga biar antar kamu. Tapi dia tidak bisa menemanimu disana, nanti dia langsung pulang karena masih banyak yang harus dipersiapkan disini. Kamu harus semangat ya, jangan sedih gitu dong!Mendengar itu Rani tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia terdiam seribu bahasa.
Rani dan guru olah raganya baru saja turun dari angkot. Sesampainya di gedung kesenian Pekanbaru tempat perlombaan, Rani sangat terkejut dengan suasana di sana. Ramai sekali, ada yang memakai pakaian daerah, mereka cantik sekali. Semuanya ditemani oleh guru-guru mereka.
Rani dan gurunya langsung menuju tempat di mana dia harus berlomba, mereka mengambil nomor undian. Ketika guru Rani menanyakan nomor undian untuk Rani, ternyata sekolah mereka belum terdaftar karena belum mendaftar ulang. Tapi mereka memberikan pilihan untuk undian terakhir. Karena semangat Rani untuk tampil, dia mau menerima pilihan itu. Akhirnya Rani mendapat nomor undian 61, dan Rani tetap semangat.
Rani duduk sendirian tanpa teman karena gurunya tadi sudah kembali ke sekolah. Sesekali timbul rasa pesimis dalam hatinya ketika melihat peserta lomba yang sudah tampil mengeluarkan ekspresi di atas pentas dengan ekspresi yang luar biasa.
‘’Pasti mereka sudah dilatih oleh gurunya dengan sangat matang, sedangkan aku? Dilatih aja enggak, apalagi ditemani,’’ gumam Rani dalam hati. Rani mulai sedih, tapi dia langsung menepiskan kesedihannya itu.
Undian 30 sudah berlalu, jam sudah menunjukkan angka tiga sore. Pembawa acara mengumumkan bahwa untuk peserta 31 sampai 61 akan dilanjutkan besok. Rani pulang ke rumah dengan beribu perasaan. Capek, sedih, pesimis dan berbagai macam perasaan lagi yang dirasakannya. Tapi keinginan untuk tetap tampil masih bergejolak di hatinya. Keinginan itu yang membuatnya tetap semangat dan dia tetap terus berlatih agar bisa lebih bagus dari peserta lainnya.
Keesokan harinya, Rani ke sekolah untuk memohon doa dari para guru. Sekali lagi gurunya masih sibuk dengan urusan sekolah. Maklum guru di sekolah Rani berjumlah sedikit. Tapi kali ini dia meminta pada gurunya agar ditemani oleh teman akrabnya Yana, karena dia butuh teman untuk berbagi disana nanti.
Rani dan Yana sudah menyaksikan peserta undian 59, satu nomor lagi adalah giliran Rani. Sebelum dia tampil, dia selalu membaca doa dalam hatinya. Kini giliran Rani, jantungnya berdetak kencang, baru kali ini dia tampil di depan orang ramai. Tapi Rani tetap bisa menguasai dirinya. Yana selalu memberinya semangat agar nyali teman baiknya itu tidak ciut.
Rani memulai puisinya dengan salam. Dengan ekspresi yang tidak disangka-sangka, dia membaca puisi dengan begitu percaya diri. Suaranya begitu lantang dan begitu menggema. Semua mata dna perhatian tertuju padanya. Dia mengakhiri puisinya dengan salam. Sangking terpananya orang-orang tak ada terdengar tepuk tangan. Hanya Yana yang menyambutnya dengan tepuk tangan ketika Rani kembali kekursinya.
Jawablah soal-soal berikut bersama teman kelompokmu!
1.
Dari
cerpen di atas, tokoh Rani digambarkan sebagai anak yang
mandiri. Bagaimana pendapatmu ? apakh kamu setuju atau tidak setuju? Apa
alasanmu?
2.
Rani merasa minder saat dia
melihat penampilan peserta lomba yang lain. Apakah kamu setuju dengan tindakan
Rani tersebut? Mengapa?
3.
Dilihat dari latar atau setting
yang digambarkan oleh penulis, deskripsikanlah suasana ruang perlombaan tempat
Rani berlomba!
4.
Apa yang mendorong Rani untuk
tetap tampil dalam perlombaan itu?
5.
Setujukah kamu dengan sikap para
guru di tempat Rani bersekolah?
6.
Menurut pengalaman Rani dalam
cerpen tersebut, tulis dan sampaikanlah kepada orang lain pesan yang terkandung
dalam cerpen tersebut!
Masih bersama kelompokmu. Bacalah cerpen kedua berikut! Jawablah
pertanyaan-pertanyaan yang menyertainya!
Sahabat Sejati
Oleh Suhartono
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada.
Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak
konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan
supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap
orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul.
Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah
keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat
setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya
beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak
muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau
begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon
diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke
tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa momon sudah dua
minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari
pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya
mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah
lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam
hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia
memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak
lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa
menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu
itu. Sakitkah ia?”
Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah.
Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK.
Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak
tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya,
deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong
Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul
kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu
harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil
memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat
pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke
rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam.
Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang
tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan
Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
Semula Momon agak kaget dengan
kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau
Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat
memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku
merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa
menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua
Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami
kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu
itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya
Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa,
“kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan
menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan
menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas
kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat
duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa
bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat
sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan.
Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga
merawat nenek Momon yang sudah tua
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut bersama kelompokmu
secara berdiskusi!
1.
Apakah tokoh Iwan digambarkan
sebagai sahabat sejati bagi Momon? Jelaskan!
2.
Iwan membujuk papanya untuk
mengajak Momon tinggal bersama keluarga mereka. Setujukah kamu dengan sikap
Iwan? Jelaskan!
3.
Apa tindakan Iwan saat sahabatnya
Momon tidak pernah main kerumahnya? Apa akibatnya?
4.
Setujukah kamu dengan tindakan
Iwan?
5.
Berdasarkan penggambaran latar
fisik dan latar sosial dalam cerpen, jelaskan hubungan sosial yang terjalin antara
Iwan dan Momon, antara Iwan dan papanya!
KEGIATAN INTI
B.
Menyimpulkan Tema Setiap Cerpen dengan
Berdiskusi Kelompok
Tema sebuah cerpen dapat diperoleh dari hasil perenungan
terhadap peristiwa, atau gagasan, yang disampaikan dalam sebuah peristiwa, dan
keputusan pengarang terhadap nasib tokoh utama. Dalam tema juga terkandung
pesan kehidupan yang disampaikan pengarang. Pesan kehidupan yang terkandung
dapat menginspirasi pembaca untuka bersikap lebih bijaksana dalam kehidupannya.
Kerjakanlah pelatihan berikut
secara berdiskusi!
1.
Renungkanlah kisah Rani dan Iwan
dalam cerpen yang telah kamu baca! Selanjutnya, rumuskan pelajaran hidup yang
dapat kamu petik dari kisah kedua tokoh tersebut!
2.
Tuliskan sikap hidup bijaksana
yang dimiliki tokoh Rani dan Iwan dalam
kedua cerpen tersebut!
3.
Tuliskan rumusan tema setiap
cerpen yang telah kamu baca tersebut!
C.
Mengidentifikasi Latar dalam Cerpen yang Dibaca
Latar disebut juga dengan istilah setting. Latar merujuk pada satuan tempat, waktu, dan suasana
terjadinta suatu peristiwa dalam karya sastra. Latar dibedakan menjadi dua,
yakni latar fisik dan latar metaforik. Latar fisik adalah latar tempat dan
waktu yang bersifat nyata. Katar metaforik adalah latar suasana yang dibangun
melalui penggunaan metafora (kiasan). Latar metaforik berhubungan dengan
kondisi kejiwaan tokoh.
Identifikasi contoh penggunaan
latar dalam kedua cerpen yang telah kamu baca dengan mengisi kolom berikut ini!
Aspek yang diidentifikasi
|
Judul cerpen
|
Bukti kutipan dari teks cerpen
|
||
Rani
|
Sahabat
sejati
|
|||
Latar fisik
|
.....................
.....................
.....................
|
..................
..................
..................
|
................
................
................
|
|
Latar waktu
|
.....................
.....................
.....................
|
..................
..................
..................
|
................
................
................
|
|
Latar
suasana/metaforik
|
.....................
.....................
.....................
|
..................
..................
..................
|
................
................
................
|
D.
Membandingkan Watak Tokoh dalam Cerpen yang
Dibaca
Manusia yang hidup di dunia mempunyai watak yang
berbeda-beda. Watak, dipengaruhi oleh pandangan dan sikap hidup, latar belakang
pendidikan, lingkungan budaya, dan cita-cita hidup.
Berdasarkan sikap tokoh terhadap tema, tokoh-tokoh
tersebut dapat dikelompokkan menjadi tokoh protagonis (tokoh yang digunakan
pengarang untuk mendukung tema) dan tokoh antagonis (tokoh yang menentang tema
yang disampaikan oleh pengarang). Pemahaman terhadap tokoh cerpen dapat
membantu pembaca memahami makna cerpen secara lebih menyeluruh.
Kerjakan kegiatan berikut bersama
kelompokmu secara berdiskusi!
1.
Watak Rani dan Iwan sama-sma
menggambarkan watak yang terpuji. Banyak pelajaran hidup yang dapat kamu petik
dari kedua tokoh tersebut. Buatlah deskripsi perbandingan sikap-sikap mulia
dari kedua tokoh tersebut!
No :
|
Sikap terpuji
|
|
Rani
|
Iwan
|
|
1.
|
...........................................
|
..........................................
|
2.
|
...........................................
|
..........................................
|
3.
|
...........................................
|
...........................................
|
4.
|
...........................................
|
...........................................
|
5.
|
...........................................
|
...........................................
|
2.
Cermatilah hasil analisis kalian
terhadap watak tokoh Rani dan Iwan! Sebutkan dua persamaan watak dasar yang
terlihat dari kedua tokoh tersebut!
3.
Andai kalian menjadi tokoh Rani
dan Vera, maukah kalian bertindak seperti yang dilakukan.
a.
Rani: mengorbankan ujian nasional
untuk ikut lomba membaca puisi? Mengapa?
b.
Iwan: sebagai anak dari orang
kaya? Mengapa?
E.
Menjelaskan Penokohan dalam Cerpen yang Telah
Dibaca
Istilaah penokohan dapat diartikan sebagai teknik (cara) pengarang
mengembangkan watak tokoh dalam suatu karya sastra. Ada dua teknik penokohan,
yakni naratif dan dramatik. Teknik naratif penuturan watak tokoh secara
langsung melalui paparan naratif. Teknik dramatik adalah pengembangan watak
tokoh secara tidak langsung melalui pemapaparan sebuah peristiwa dramatik yang
mengandung perilaku dan dialog para tokoh. Pembaca diharapkan dapat
menyimpulkan sendiri watak tokoh melalui adegan dramatik yang digambarkan
pengarang. Perhatikan contoh berikut!
KEGIATAN LANJUTAN
F.
Menyimpulkan Pesan Kehidupan dalam Setiap
Cerpen dengan Berdiskusi Kelompok
Dalam
cerpen terkandung pesan-pesan kehidupan yang berguna. Pesan kehidupan dapat
disimpulkan melalui pengalaman hidup dokoh dalam cerpen.
Kerjakanlah pelatihan berikut! Diskusikan dengan
kelompokmu!
1.
Berdasarkan kisah dalam kedua
cerpen yang telah kalian baca, tulislah perilaku hidup yang harus dilakukan dan
dihindarkan!
No.
|
Perilaku Hidup
|
Lakukan
|
Hindarkan
|
1.
|
Dalam menjalankan perintah Tuhan
|
Tekun beribadah dan rajin bekerja
|
......................................
|
2.
|
Dalam berinteraksi dengan orang lain
|
......................................
|
......................................
|
3.
|
Dalam membangun citra diri
|
......................................
|
......................................
|
4.
|
Dalam menjalankan tugas-tugas sosial
|
......................................
|
......................................
|
5.
|
Dalam membangun cita-cita kehidupan
|
......................................
|
......................................
|
2.
Tuliskanlah pesan-pesan kehidupan yang
dapat disimpulkan dari kedua cerpen tersebut!
3.
Di antara kedua cerpen tersebut,
manakah yang lebih kalian sukai? Mengapa? Berikan alasanmu!
Apakah kamu masih ingat judul cerpen yang kamu baca terakhir kali? Msih
ingatkah kamu kisah atau jalan
ceritanya? Salah satu cara untuk mengingat kembali atau menyimpan memori dari
cerpen yang telah dibaca, yaitu dengan menuliskan kembali cerpen tersebut.
KEGIATAN AWAL
A.
Menjelaskan Hubungan Kekeluargaan dan Sosial antar
Tokoh dalam Cerpen
Tokoh merupakan individu rekaan hasil imajinasi
pengarang. Tokoh berfungsi sebagai media untuk menyampaikan gagasan pengarang.
Sudah dijelaskan di awal dalam sebuah cerpen terdapt tokoh protagonis dan
antagonis. Tokoh protagonis cenderung bersifat baik, dan sebaliknya tokoh
antagonis cenderung bersifat buruk. Gagasan pengarang dituturkan secara
bertahap melalui peristiwa-peristiwa yang dialami para tokoh. Peristiwa dalam
cerpen dikembangkan berdasarkan hubungan kekeluargaan dan sosial antar tokoh.
Bacalah cerita pendek berikut ini,
kemudian kerjakanlah pelatihan yang menyertainya!
Sekolahku di Pedalaman
oleh: Surya Ismail
oleh: Surya Ismail
Sudah lima tahun aku belajar di
sekolah “Budi Makmur” ini. Sekolahku berada di daerah pedalaman. Kondisi
sekolahku sangat sederhana. Hanya ada tiga kelas. Dindingnya terbuat dari papan
dan kulit kayu. Sementara atapnya terbuat dari daun sagu, atau sering disebut
daun rumbia oleh suku pedalam. Meja dan tempat duduk kami terbuat dari papan
yang dibuat memanjang. Papan tulis hitam berukuran 1x2 meter menggantung di
depan kelasku. Se-kolahku hanya berlantaikan tanah. Kalau hujan turun, airnya
akan masuk ke dalam kelasku hingga menjadi becek.
Sekarang aku sudah kelas enam. Hanya ada empat orang murid di kelasku. Sedangkan guru yang mengajar di sekolahku hanya ada dua orang. Pak Nantan dan Pak Kurna, mengajar dari kelas satu sampai kelas enam.
Dalam belajar, kami dan guru senang membaur. Seperti mengerjakan latihan misalnya, kami sering mengerjakan dan memecahkannya bersama-sama, dan tidak malu-malu bertanya kalau tidak paham. Kami dan guru terlihat sangat akrab sekali!
Pulang sekolah hari ini aku dibonceng Pak Nantan naik sepeda ontel. Sedangkan Rizal, temanku, ikut dengan Pak Kurna. Kami sering dibonceng seperti ini karena rumah kami berdua paling jauh. Jarak rumah ke sekolahku empat kilo meter. Jam enam pagi aku sudah harus berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki melewati jalan setapak dan hutan belantara.
“Pak Nantan hari ini mancing ke sungai lagi? Boleh Ujang ikut?” tanyaku.
“Bapak hari ini memetik buah kelapa di kebun, Jang. Uang belanja sudah menipis. Besok kalau kelapa-kelapa itu sudah terjual, Bapak pasti akan ajak Ujang mancing di sungai!” janji Pak Nantan.
Aku sedih mendengarnya. Sudah lelah mengajar di sekolah, Pak Nantan harus memanjat kelapa lagi sesampainya di rumah. Kalau tidak, keluarganya tidak bisa makan. Karena dengan menjual buah-buah kelapa itulah Pak Nantan bisa mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pak Nantan tak menerima gaji mengajar di sekolah, karena Pak Nantan hanya tamat SMP. Tapi niat baiknya ingin memajukan kampungku supaya bebas buta huruf dan pandai berhitung memang patut diacungi jempol.
Setahun yang lalu ada dua orang guru bantu yang dipindahtugaskan dari kota ke kampungku. Betapa gembiranya aku waktu itu. Aku berharap kehadiaran mereka bisa memberikan kemajuan bagi sekolahku. Namun harapanku itu kemudian pupus. Sebulan mengajar, mereka hanya empat kali datang ke sekolahku. Bulan berikutnya, mereka tak pernah datang-datang lagi ke sekolah. Ah, mungkin mereka tak terbiasa dengan keadaan kampungku yang terpelosok jauh berada di pedalaman.
Suatu hari Pak Nantan pernah bertanya kepadaku tentang cita-citaku. “Apa cita-citamu, Jang?”
“Aku ingin jadi seperti Bapak!” jawabku mantap.
“Menjadi guru?” Pak Nantan ter-senyum.
Aku mengangguk, “Aku ingin membuat kampung ini menjadi maju. Aku ingin semua orang bisa membaca dan berhitung. Kalau orang-orang di kampung ini sudah bisa membaca dan berhitung, pasti mereka bisa membangun kampung ini mejadi lebih maju!”
Mata Pak Nantan tampak berkaca-kaca mendengar penuturanku. “Pendidikan di kampung ini memang sangat menyedihkan. Tak ada guru-guru yang mau mengajar di kampung ini. Apalagi kebanyakan anak-anak seusiamu lebih memilih bekerja di ladang membatu orang tua mereka dari pada pergi ke sekolah.”
Air mataku menetes. Aku sedih sekali. Di rumah, seharusnya Abah dan Emak bisa membimbingku belajar dan mengerjakan PR. Tapi mana mungkin. Kedua orang tuaku tidak pandai membaca dan menulis. Malah suatu ketika Abah dan Emak memintaku untuk mengajari mereka membaca, menulis dan berhitung. Wah… Bagaimana mungkin? Apa aku bisa? Ah, tapi akhirnya kucoba juga. Setiap hari setelah pulang sekolah, aku pun mengajari orang tuaku membaca, menulis dan berhitung.
“Abah bangga padamu, Jang. Anak sekecil kamu sudah pandai mengajari Abah dan Emakmu membaca, menulis dan berhitung,” ujar Abah memujiku.
“Emak juga bangga, Jang. Berkat kamu sekolah, Emak dan Abahmu jadi tak bodoh lagi. Emak dan Abahmu sekarang sudah bisa membaca walaupun masih mengeja,” kata Emak lalu mencium kepalaku.
“Terima kasih,” ucapku terharu. “Ini juga berkat Abah dan Emak yang mau menyekolahkanku hingga aku menjadi pintar dan bisa mengajari Abah dan Emak di rumah, hehe…”
Abah dan Emak memelukku, dan menciumi kedua pipiku dengan penuh rasa sayang dan cinta.
Ah, kelak, aku harus bisa membangun kampung ini menjadi lebih maju! Aku ingin semua orang di kampung ini bisa membaca, menulis dan berhitung. Doakan aku, ya, teman-teman!***
Jawablah pertanyaan
berikut secara kelompok!
1.
Jelaskan hubungan kekeluargaan antara Ujang dengan Pak Natan!
2.
Jelaskan
hubungan sosial antara Ujang dengan Pak Natan dan Ujang dengan kedua orang
tuanya!
3.
Jelaskan hubungan antartokoh dalam
cerpen yang telah kalian baca dengan membubuhkan keterangan dalam diagram
pencar berikut! Perhatikan contoh!
KEGIATAN INTI
B.
Menentukan Urutan Peristiwa dan Pokok-Pokok
Peristiwa dalaam Cerpen yang Dibaca
Dalam
setiap cerpen tentu terdapat alur atau plot
cerita. Dengan adanya ulur cerita akan lebih mudah dipahami oleh pembaca
dan cerita akan terlihat lebih menarik.
Untuk
menentukan urutan peristiwa sebuah cerpen, kamu harus membaca perbagian
ceritanya. Setelah itu, kamu harus menyimpulkan peristiwa dalam paragraf atau
bagian cerita tersebut!
C.
Mengidentifikasi Unit Peristiwa dan Pokok-Pokok
Peristiwa dalam Cerpen
Kisah
dalam cerpen terdiri atas sejumlah unit peristiwa yang saling berhubungan.
Dalam setiap unit peristiwa dimuat serangkaian kisah/peristiwa yang dialami
tokoh atau sekelompok tokoh. Unit peristiwa berkembang seiring dengan
perkembangan alur. Tahapan alur biasanya terdiri atas beberapa unit peristiwa.
Ingatlah
tahapan setiap unit peristiwa berikut!
1.
Pengenalan certita (intro)
|
Pengarang
mengawali cerita dengan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan, dan
penceritaan hubungan antar tokoh
|
2.
Awal perselisihan/konflik (complication)
|
Pengarang mulai memunculkan bagian-bagian
yang menimbulkan berbagai permasalahan dalam cerita
|
3.
Menuju konflik (rising action)
|
Pengarang
semakin meningkatkan permasalahan yang sedang dihadapi tokoh
|
4.
Konflik memuncak (climax)
|
Pada bagian ini, merupakan puncak dari
permasalahan yang terjadi yang dihadapi tokoh dalam cerita, tokoh dihadapkan
dalam penentuan nasib yang dialaminya
|
5.
Penyelesaian (ending)
|
Bagian ini
merupakan akhir dari nasib tokoh, apakah berakhir baik atau berakhir buruk.
|
Dengan
penentuan tahapan alur tersebut, kamu dapat menentukan terlebih dahulu pikiran
pokok setiap paragraf dalam cerita yang telah kamu baca. Setelah itu barulah kamu
dapat menghubungkannya dengan tahapan alur tersebut.
Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa!
Tentukanlah tokoh-tokoh yang terlibat beserta kutipan teks dari unit peristiwa
dalam cerpen ”Sekolahku di pedalaman”! mengaculah pada tabel berikut!
Tokoh yang Terlibat
|
Kutipan Teks
|
Unit Peristiwa
|
.......................................
|
...............................................
|
Pengenalan cerita (intro)
|
.......................................
|
...............................................
|
Awal konflik (complication)
|
.......................................
|
...............................................
|
Menuju konflik (rising action)
|
.......................................
|
...............................................
|
Konflik memuncak (climax)
|
.......................................
|
...............................................
|
Penyelesaian (ending)
|
D.
Menulis
Kembali Cerpen yang Pernah Dibaca Berdasarkan Urutan Peristiwa
Berdasarkan urutan peristiwa yang
telah ditentukan sebelumnya, tulislah kembali cerpen yang telah kamu baca
tersebut! Tulislah secara runtut, jelas dan menggunakan bahasa sendiri!
KEGIATAN LANJUTAN
E.
Membacakan Cerpen yang Ditulis dan Membahasnya
Bersama Kelompok
Lakukanlah!
Kerjakanlah
tugas berikut secara berurutan!
1.
Masih dengan kelompokmu! Bacalah
secara bergiliran cerpen yang telah kamu tulis bersama kelompokmu itu!
2.
Revisilah cerpen berdasarkan saran
perbaikan tang disampaikan oleh anggota kelompokmu!
3.
Lakukan penataan, lalu jilid
dengan rapi cerpen hasil dari kerja kelompokmu! Lalu serahkan kepada guru!
UJI KOMPETENSI
Kerjakan
kegiatan berikut secara berkelompok!
1. Cari dan bacalah dua buah cerpen dari buku antologi cerpen! Tentukan
tokoh,alur, tema, latar, penokohan, dan amanat atau pesan kehidupan di dalam
cerpen tersebut! Kemudian bandingkan kedua cerpen tersebut!
2. Tulislah kembali cerpen yang telah kamu baca dengan menggunakan
bahasamu sendiri! Bacalah cerpen dari hasil kerja kelompok lain! Tanggapi dan
nilailah cerpen dari hasil kerja kelompok lain yang telah kamu baca! Aspek yang
dinilai adalah penggunaan bahasa dan kesesuaian isi cerpen!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar