Rabu, 23 Mei 2012

Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Indonesia / Terjemahan


Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Indonesia / Terjemahan

Kandungan unsur-unsur yang dimilikinya sama saja, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Adapun unsur intrinsik novel meliputi alur (plot), tema, penokohan, sudut pandang (point of view), latar (setting), amanat.Sementara itu, unsur ektrinsiknya meliputi aspek kepengarangan dan kondisi sosial budaya yang melatarbelakang penciptaan novel itu.
 1.Unsur-Unsur Intrinsik Novel
            berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intirnsik novel.
A. Alur (Plot)
            Inti sari alur ada pada konflik cerita. Akan tetapi, suatu konflik dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja;  jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas: :pengenalan,timbulnya konflik,konflik memuncak,klimaks,dan pemecahan masalah.
B.Tema
            Tema adalah inti atau ide pokok sebuah cerita.Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
C.Penokohan
          Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat menyebutkan secara langsung.Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.
D.Sudut Pandang (Point of  View)
         Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam :
1) Narator Serba tahu
            Dalam posisi ini,narator bertinda. Ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya. Pengarang dapat mengomentari kelakuan para tokohnya, bahkan dapat pula berbicara langsung dengan pembacanya.
2)Narator objektif
            Dalam teknik ini, pengarang tak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi "hasil pandangan mata".Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama.
3)Narator aktif
            Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita. Kadang-kadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara ini tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, kami).
4)Narator sebagai peninjau
            Dalam teknik ini, pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian cerita kiat ikuti bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya bisa memberitahukan kita semua apa yang dia lihat saja.
E. Latar
            Dalam novel ataupun bentuk prosa lainnya, kadang-kadang juga tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
F. Amanat
            Tidak jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
2. Unsur-Unsur Ekstrinsik
          Unsur- unsur ektrinsik adalah unsur luar yang berpengaruh terhadap isi novel itu.  Termasuk ke dalam unsur luar itu adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau lokasi novel itu dikarang.
a.Latar belakang
            latar belakang pengarang menyangkut asal daerah atau suku bangsa,  jenis kelamin,  pendidikan,  pekerjaan,  agama,  dan ideologi pengarang.
b.Kondisi Sosial budaya
            Kondisi sosial budaya, misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi.
c.Tempat atau kondisi alam
            Tempat atau kondisi alam, mislanya novel yang dikarang oleh orang yang hidup di daerah pertanian, sedikit banyak akan berbeda dengan novel yang dikarang oleh orang yang terbiasa hidup di daerah gurun.Untuk mengetahui wujud unsur-unsur ektrinsik itu, tentu kita harus mengetahui biografi pengarangnya beserta tahun penerbitnya.

kode


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang dengan berbagai bahasa. Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa suatu peristiwa yang sangat majemuk. Komunikasi merupakan peristiwa penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Agar pesan tersebut sampai kepada komunikan, seorang komunikator harus menggunakan bahasa yang juga dipahami oleh komunikan. Ketika seorang komunikator menggunakan bahasa yang tidak dipahami oleh komunikan maka pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak akan sampai pada komunikan. Dalam hal ini bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting      
Masyarakat Indonesia mempunyai bahasa tersendiri dalam berkomunikasi, dapat kita ketahui bahwa di negara-negara lain selain Indonesia, bahkan banyak daerah dan kota, terdapat orang-orang yang memakai bahasa-bahasa yang berlainan. Bisa juga terdapat orang-orang yang memakai lebih dari satu bahasa, umpamanya bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Suatu daerah atau masyarakat lain terdapat dua bahasa disebut daerah atau masyarakat yang berdwibahasa atau bilingual. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan atau orang yang bilingualisme. Pembicaraan di atas mungkin agak membingungkan atau sukar dimengerti. Peristiwa-peristiwa kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibat adanya kontak bahasa itu adalah apa yang ada di dalam sosiolinguistik disebut bilingualisme dan bilingualitas, kedwibahasaan masyarakat dan perorangan, alih kode dan campur kode, profil bilingualitas, dan interferensi (Nababan, 1991: 26-35).
Soewito membedakan adanya dua macam alih kode yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern, yang dimaksud alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung antarbahasa sendiri seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya. Sedangkan yang dimaksud alih kode ekstern terjadi antara bahasa sendiri dengan bahasa asing (http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campurkode.html). Oleh karena  itu, dalam penulisan makalah ini hanya akan membahas tentang kode dan alih kode.



1.2.       Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dari kode dan alih kode?
2.        Apa faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode?

1.3.       Tujuan
1.        Memaparkan pengertian tentang kode dan alih kode.
2.        Mendiskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Kode
Istilah kode dipakai untuk menyebut salah satu varian di dalam hierarki kebahasaan, sehingga selain kode yang mengacu kepada bahasa (seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia), juga mengacu pada variasi bahasa, seperti varian regional (bahasa Jawa dengan dialek Banyumas, Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial disebut dialek sosial atau sosiolek (bahasa Jawa halus dan kasar), varian ragam dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya sopan, gaya hormat, atau gaya santai)), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato, bahasa doa, dan bahasa lawak). Kenyataan seperti di atas menunjukkan bahwa hierarki kebahasaan dimulai dari bahasa pada level paling atas disusul dengan kode yang terdiri atas varian, ragam, gaya, dan register.
Menurut Harimurti Kridalaksana (1993: 113) yang dimaksud kode adalah: lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu. Bahasa manusia adalah sejenis kode. Sistem bahasa dalam suatu masyarakat. Variasi tertentu dalam suatu bahasa  (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c5151_0601731_chapter2.pdf).
Menurut Poedjosoedarmo kode biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasai suatu masyarakat bahasa         (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c5151_0601731_chapter2.pdf)
2.2. Alih kode
Menurut Ohoiwutun, (2002: 71) alih kode (code switching), yakni peralihan pemakaian dari satu bahasa atau dialek ke bahasa atau dialek lainya. Alih bahasa ini sepenuhnya terjadi karena perubahan-perubahan sosiokultural dalam situasi berbahasa. Perubahan-perubahan dimaksud meliputi faktor-faktor seperti hubungan antara pembicara dan pendengar, laras bahasa, tujuan berbicara, topik yang dibahas, waktu dan tempat berbincang. Alih kode pada hakikatnya merupkan pergantian pemakaian bahasa atau dialek. Rujukanya adalah komunitas bahasa (dialek). Para penutur yang sedang beralih kode berasal dari minimum dua komunitas dari bahasa-bahasa (dialek) yang sedang mereka praktekan. Sebaliknya pergantian (alih) ragam bukan berganti komunitas. Alih ragam terjadi dalam bahasa yang sama, karena dorongan perubahan situasi berbicara, topik, status sosial, penutur dan sebagainya.
              Menurut Alwasilah (dalam Purnanto, 2002: 28) alih kode dianggap sebagai perpindahan suatu dialek ke dialak lain dalam satu bahasa. Dengan demekian alih kode bisa terjadi antarbahasa, antarvarian, antarregister, antarragam, maupun antargaya. Hymes (dalam purnanto, 2002: 28) mendefinisikan alih kode sebagai pergantian atau peralihan pemakaian dua bahasa atau lebih, beberapa gaya dari satu ragam.
2.3. Beberapa faktor yang menyebabkan alih kode
          
1.Penutur
Seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena suatu tujuan.  Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya. Seorang pembicara atau penutur seringkali melakukan alih kode untuk mendapatkan “keuntungan” atau “manfaat” dari tindakannya itu. Hal ini bisa terjadi pada saat penutur dan lawan tutur memiliki bahasa ibu yang sama. Pembicaraan tersebut akan beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah. Dengan berbahasa daerah rasa keakraban pun lebih mudah dijalin daripada menggunakan bahasa Indonesia.

2.
Mitra Tutur
Mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih bahasa. Lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode, misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan tutur. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang atau agak kurang karena memang mungkin bukan bahasa pertamanya.

3.
Hadirnya Penutur Ketiga
Untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka berbeda. Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama dengan bahasa yang sedang digunakan oleh penutur dan lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Status orang ketiga dalam alih kode juga menentukan bahasa atu varian yang harus digunakan.

4.Pokok
pembicaraan
Pokok pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa tak baku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya. Perubahan situasi bicara juga dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Misalnya, perubahan dari situasi formal ke informal (santai) atau sebaliknya. Hal ini akan mengakibatkan berubahnya ragam atau gaya bahasa yang digunakan. Begitu juga dengan perubahan topik pembicaraan yang dapat menyebabkan terjadinya alih kode.       
5.
Untuk membangkitkan  rasa humor                                                                                                  Terjadinya alih kode dalam membangkitkan rasa humor biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya bicara. Melalui berbagai varian ini sehingga akan terjadi atau akan timbul rasa humor yang dapat membuat mitra tutur menjadi tertarik untuk mendengarkannya.       

6.
Untuk sekadar bergengsi
walaupun faktorsituasi, lawanbicara, topik, dan faktor sosiosituasional tidak mengharapkan adanya  alih kode, terjadi alih kode, sehingga tampak adanya pemaksaan, tidak wajar dan cenderung tidak komunikatif.








BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kode adalah lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan makna tertentu. Biasanya berbentuk varian bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasai suatu masyarakat bahasa. Sedang alih kode merupakan peralihan atau perubahan dari bahasa atau dialeg satu ke dialeg yang lain. Adanya alih kode disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penutur, mitra tutur, hadirnya orang ketiga, pokok pembicaraan, untuk membangkitkan rasa humor, untuk sekadar bergengsi. Dari beberapa factor ini, factor yang sangat mempengaruhi dalam alih kode adalah pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan didalamnya terdapat situasi bicara yang sangat mempengaruhi terjadinya alih kode. Perubahan situasi bicara juga dapat menyebabkan terjadinya alih kode. Sehingga dapat disimpulkan perubahan situasi bicara merupakan hal yang paling utama dalam terjadinya alih kode.
















Daftar Pustaka
Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.
Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik: Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat.               Bekasi: Kesain Blanc.
Purnanto, Dwi. 2002. Register Pialang Kendaraan Bermotor. Surakarta: Muhammadiyah University Press
Universitas perpustakaan Indonesia. 2011.” alih kode, campur kode dan novel”. (online)                           (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c5151_0601731_chapter2.pdf,                        diakses tanggal 15 April pukul 18.45)


TELAAH BUKU


Pelajaran 1
Moral dan Budi Pekerti
Hati mudah menjadi api
Saat emosi mengacau logika
Perjuangkan  moral dan budi pekerti
Dalam karya menangkan jiwa







































Bagian Kesatu
Bevel: Menemukan Tema dan Pesan Syair yang Diperdengarkan
                Syair merupakan salah satu jenis puisi lama. Dalam sebuah syair, antara lain berisi kisah, nasihat, dan pengetahuan hidup. Adapun ciri-ciri syair yaitu, syair terdiri dari empat baris, dan tiap baris terdiri atas empat kata. Sajak akhir syair berpola a-a-a-a. Semua baris di dalam syair merupakan isi dan biasanya tidak selesai dalam satu bait kerena syair digunakan nuntuk bercerita.
Pernahkah kamu membaca atau mendengarkan jenis karya sastra lama terutama syair?. Bila sudah, apa yang kamu tangkap dari sebuah syair itu?. Mampukah kamu untuk menentukan tema maupun pesan yang terkandung di dalam sebuah karya sastra lama yang pernah kamu baca atau kamu dengar!.
 Sekarang marilah kita mencoba mengingat kembali apa itu karya sastra lama. Sepeti aapa karyasastra lama itu, baik dari jenis maupun cirri-cirinya.
  KEGIATAN AWAL
A.      Mengenal Jenis dan Ciri Karya Sastra Klasik/Lama
Jenis dan ciri karya sastra lama bermacam-macam. Coba kalian cocokkan jenis dan ciri-cirinya berikut! Diskusikanlah bersama kelompok!
               
Jenis :
1.       Mantra                 :  I                                           8.    Peribahasa                                  : …
2.       Pantun                                 : …                                          9.    Cerita binatang (fable)           : …
3.       Pantun berkait  : …                                          10.  Legenda                                       : …
4.       Talibun                 : …                                          11.  Cerita pelipur lara                    : …
5.       Pantun kilat        : …                                          12.  Cerita jenaka                             : …
6.       Gurindam            : …                                          13.  Cerita sejarah                            : …
7.       Syair                     : …                         


Text Box: Ciri :
a. Menyajikan cerita tentang asal-usul terjadinya suatu tempat.
b. Menyajikan cerita jenaka dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menyajikan sejarah suatu kerajaan.
d. Menyajikan cerita yang menghibur hati pembacanya.
e. Bersifat fiksi dan penuh dengan keajaiban.
f. Menyajikan cerita fiksi dengan tokoh binatang.
g. Menyajikan cerita yang menuntut adanya jawaban dari pembacanya.
h. Kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. Berisi kiasan yang memiliki maksud mendalam.
i. Memiliki jumlah baris 4, setiap baris terdiri dari 8-10 suku kata, berima akhir     a-a-a-a.
j.  Merupakan sajak peribahasa. Memiliki jumlah baris 2, yang pertama merupakan syarat dan yang kedua akibat.
k. Berima a-a dan terdiri atas 2 bari. Disebut juga karmina.
l. Puisi yang berhubungan dengan dunia gaib.
m. Memiliki pola rima a-b-a-b.
n. Disebut juga dengan poin berantai atau seloka karena bait yang satu dan bait lainnya saling berhubungan.
o. Susunannya terdiri atas 6, 8, atau 10 baris. 















  KEGIATAN INTI
B.      Mendengarkan Pembacaan Syair dan Menjelaskan Isinya
                Pembacaan syair termasuk salah satu kesenian tradisional Nusantara. Pembacaan syair digunakan  sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan nasihat yang terkandung di dalamnya.
                Dalam syair terkandung pesan atau nasihat kepada pihak-pihak tertentu, bisa secara langsung maupun tidak langsung. Nasihat langsung disampaikan dengan menguntai gagasan (nasihat) dalam setiap bait. Bait-bait tersebut secara keseluruhan akan membentuk sebuah nasihat yang utuh. Nashat tak langsung disampaikan dengan cara menceritakan kisah kehidupan seorang tokoh. Melalui peristiwa yang dialami tokoh, pembaca diharapkan dapat menyimpulkan sendiri nasihat kehidupan yang berguna bagi dirinya.
                Gurumu akan membacakan sebuah syair berikut. Dengarkanlah secara saksama, kemudian jawablah pertanyaan yang diajukan gurumu secara lisan! Sebelumnya tutuplah buku pelajaranmu!

ABDUL MULUK

Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan,
Abdul Hamid Syah paduka sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.

Abdul Muluk putera baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik menjelis usulnya syahda,
Tiga belas tahun umurnya ada.

Parasnya elok amat sempurna,
Petah menjelis bijak laksana,
Member hati bimbang-gulana,
Kasih kepadanya mulia dan hina.

Akan Rahmah puteri bangsawan,
Parasnya elok sukar dilawan,
Sedap manis barang kelakuan,
Text Box: Daftar kata untuk menolongmu memahami syair
Menjelis : cantik
Syahda : bagus sekali
Petah : fasih
Rahmah : sepupu Abdul Muluk
Nin  : iniSepuluh tahun umurnya tuan.

Sangatlah suka duli mahkota,                            
Melihat puteranya besarlah nyata,
Kepada isteri baginda berkata,
“Adinda nin apalah bicara kita?

Kepada fikir kukanda sendiri,
Abdul Muluk kemala negeri.
Baiklah kita beri beristeri,
Dengan anakanda Rahmah puteri.”
….
( dikutip dari Puisi Lama. Jakarta: Balai Pustaka )
Oval: info 
Rounded Rectangle: Bagaimanakah cara menyimpulkan tema syair? Tema syair disimpulkan dengan langkah:
1) Menyimpulkan gagasan yang disampaikan penyair dalam setiap bait;
2) Mengelompokkan gagasan yang senada dalam sejumlah rangkaian bait;
3) Menyimpulkan tema syair;pertanyaan berikut diajukan untuk dijawab secara lisan oleh siswa!
1.       Dilihat dari cara pengungkapan nasihat, siapakah yang bertutur dalam “Syair Abdul Muluk”?
2.       Siapakah pihak yang diberi nasihat melalui “Syair Abdul Muluk” tersebut?
3.       Nasihat kehidupan apa sajakah yang disampaikan dalam “Syair Abdul Muluk” tersebut?
4.       Ibarat apa yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan tokoh dalam “Syair Abdul Muluk”?
5.       Apa tema yang terdapat dalam syair tersebut?



C.      Menjelaskan Manfaat Pesan dalam Syair untuk Kehidupan Sekarang

Meski zaman sudah berubah, pesan dalam syair masih tetap berguna untuk masa sekarang. Oleh karena itu, masyarakat wajib menjaga dan melestarikan syair. Syair berguna untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan yang dapat memperbaiki kualitas mental, sikap, dan perilaku masyarakat pemiliknya.

                Tetaplah bersama kelompokmu! Isilah table berikut berdasarkan kesimpulan dari pesan-pesan syair yang telah kalian tuliskan! Jelaskan pula manfaat bagi kehidupan kaian sekarang!

No.
Pesan dalam Syair
Manfaat untuk Kehidupan Sekarang
1.


2.


3.


4.



  KEGIATAN LANJUTAN
D.      Menulis dan Membacakan Syair Karya Sendiri
 Lakukanlah!
1.       Tulislah beberapa bait syair secara berkelompok!
2.       Bacakan secara bergantian di depan kelas!
3.       Pilihlah syair terfavorit secara objektif! Tulislah pilihanmu dalam selembar kertas lalu dikumpulkan!
4.       Hitung hasil daripemilihan syair terfavorit dan diumumkan!
5.        Beri penghargaan kepada kelompok pemenang penulisan syair terfavorit tersebut!
Bagian Kedua
Bevel: Menceritakan Kembali Secara Lisan Isi Cerpen
                                Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin kamu pernah merasakan ada nilai-nilai yang sesuai untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut mengandung nilai kehidupan yang menyentuh hati dan membawa pengalaman batin.
Masyarakat berbudaya memiliki tradisi membaca karya sastra yang baik. Di samping untuk hiburan, sastra menjadi alternative untuk memperluas wawasan dan pengalaman hidup. Peristiwa yang dialami tokoh, perilaku tokoh, cara, dan sikap tokoh dalam menyelesaikan masalah, jika direnungkan sarat akan pesan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan menumbuhkan nilai moral dan budi pekerti bagi pembaca.            
Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh, pembaca dapat memetik pelajaran yang berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada cerita dapat tersampaikan kepada pembaca, sehingga pesan moral dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wujud moral dalam karya fiksi dapat berupa hal-hal berikut:
1. hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
2. hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial;
3. hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya;
4. hubungan manusia dengan Tuhannya.
Pesan moral yang sampai kepada pembaca dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh pembaca. Hal itu berhubungan dengan bagaimana cara pembaca untuk mengapresiasi suatu cerita. Pesan moral yang terdapat dalam suatu cerita biasanya berisi tentang cinta, persahabatan, sosial dan agama.  
 KEGIATAN AWAL
A.      Membaca dan Merespons Isi Cerpen

                Bacalah cerita pendek berikut dengan teliti! Ikuti dengan saksama setiap alur peristiwanya! Kemudian, kerjakan pelatihan yang menyertainya!














 



























































































Rounded Rectangle: Anton pun pulang dengan membawa bibirnya yang bergelombang. Hatiku tertawa puas, seolah-olah dendamku telah terbalas. Tiba-tiba…
“Permisi!”
Si Bau Kencur itu datang ke kelasku. Aku tidak tahu maksud kedatangannya. “Ada apa?” tanyaku.
“Maaf, Pak Lukman! Bapak dipanggil Bapak Kepala Sekolah. Sekarang!” Setelah mengatakan itu, ia tetap diam di lawang pintu.
“Sekarang, Pak!” ucapnya. Perasaanku tidak enak kali ini. Jarang-jarang Bapak Kepala Sekolah memanggilku ke ruangannya. Ada apa ini? Jangan-jangan Si Bau Kencur ini melaporkanku kepada Bapak Kepsek? Akh, peduli amat. Yang pasti, sekarang aku benci karena aku berjalan di belakang Si Bau Kencur seolah-olah aku ini ajudannya. Sebal.
Di ruang Kepsek, aku duduk berdampingan dengan manusia menyebalkan itu. Perasaanku semakin tidak enak saja karena di ruangan itu ada juga dua orang polisi yang berseragam lengkap. “Ada apa Bapak memanggil saya?”
Tanpa berbasa-basi, Pak Kepsek langsung menjawab, “Zainudin, muridmu telah meninggal dunia di rumah sakit tadi pagi. Tubuhnya penuh memar. Sebelum meninggal, ia sempat mengadukan bahwa Pak Lukman sering memukulinya.”
Hatiku bagai tersambar petir. Aku telah membunuh muridku sendiri. Aku pembunuh. Belum sempat menghela napas, Pak Kepsek kembali bersua, “Murid-muridmu yang lain juga mengadukan hal yang sama. Mereka tidak ingin masuk sekolah karena Pak Lukman sering menganiaya mereka.”
Benar-benar aku tidak bisa berkata apa-apa. Jantungku berdetak keras. Pikiranku mulai kacau. Aku cengengesan ketika Pak Polisi menyeretku ke mobil tahanan. Haha… aku jadi pembunuh. Aku tertawa sekeras-kerasnya.
—* * *—
( Cerpen Pendidikan.raden beletz ) 




















Berdasarkan cerpen “Guru Killer”, diskusikanlah  hal-hal berikut!
1.       Dalam cerpen tersebut, Pak Lukman yang sebagai guru sering menganiaya murid-muridnya, karena dia kesal akan masa lalunya saat SD kelas 3 yang juga diperlakukan kasar oleh gurunya. Setujukah kalian terhadap sikap Pak Lukman? Mengapa?
2.       Murid-murid selalu dianiaya oleh Pak Lukman, hingga murid-murid malas untuk masuk sekolah. Seandainya kalian mempunyai guru seperti Pak Lukman, bagaimana tindakan kalian? Berikan alas an atas jawaban kalian!
3.       Gambarkan perasaan Anton saat diperintah maju untuk mengerjakan PRnya, dan jugu perasaannya saat dimarahi oleh Pak Lukman!
4.       Seandainya kamu adalah Pak Lukman, bagaimana ekspresimu ketika mendengar Zainudin meninggal dunia?

B.      Menggunakan ungkapan untuk Menggambarkan Watak Tokoh dalam Cerpen
                Ungkapan digunakan untuk menyatakan suatu maksud. Maksud tersebut berhubungan dengan tingkat kedalaman  emosi seseorang dalam memahami sesuatu. Ungkapan dinyatakan dengan menggabungkan kata-kata, sehingga menimbulkan makna baru. Meskipun demikian, makna baru tersebut masih memiliki hubungan asosiatif dengan makna sebelumnya. Misalnya, seorang siswa yang suka mengambil barang yang bukan miliknya, dikatakan dengan ungkapan “panjang tangann”. Ungkapan digunakan pada situasi tertentu, misalnya untuk menyatakan pujian, nasihat, kemarahan, kekecewaan, atau kesedihan.
                Diskusikanlah soal-soal berikut!
1.       Dalam kitipan cerpen di atas, dinyatakan “? Jangan-jangan Si Bau Kencur ini melaporkanku kepada Bapak Kepsek”. Bau kencur memiliki makna ‘anak yang masih kecil’. Tulislah kalimat dengan menggunakan ungkapan berikut, lalu jelaskan maknanya!
a.       Tangan kosong
b.      Naik darah
c.       Sampah masyarakat
d.      Otak dengkul
e.      Angkat bicara
f.        Bersumbah peluh
2.       Rounded Rectangle: a. angkat bicara
b. sampah masyarakat
c. virus malas
d. kulayangkan pandanganRounded Rectangle: . Sudah dua hari ia tidak masuk kelas, dan ini yang ketiga kalinya. Sudah cukup bagiku untuk menarik suatu kesimpulan bahwa ia adalah siswa yang malas. Benci juga aku pada beberapa siswa lainnya yang tidak masuk. Setelah .......... mataku ke setiap sudut kelas, ternyata hampir separuhnya siswa yang absen hari ini. Mereka pasti telah terkena ........ dari Si Zainudin. Mau apa jadinya jika semua siswa seperti Si Zainudin.
Ah,… buat apa aku memikirkan siswa-siswa yang malas itu. Tugasku di kelas ini adalah untuk mengajar siswa-siswa yang rajin. Ya, siswa yang rajin. Bagiku, mereka adalah ............. yang harus dibuang jauh-jauh dari pikiranku.
“Anak-anak, keluarkan buku PR kalian!”
Kupelototi wajah mereka satu-satu. Jangan-jangan mereka tidak mengerjakan PR. Dasar manusia-manusia pemalas. Ternyata, mereka sama saja seperti Si Zainudin keparat itu.
Salah seorang............, “PR-nya susah, Pak!”Lengkapilah paragraf berikut sesuai dengan ungkapan yang terletak di samping teks! Cukup dengan menuliskan hurufnya saja!





















C.      Mendaftar Kosakata yang Berhubungan dengan Watak Tokoh dalam Cerpen
                Manusia tidak dapat hidup sendiri. Dadalam berinteraksi dengan orang lain, manusia menunjukkan watak-watak tertentu. Deskripsikanlah watak-watak yang terpuji dan yang tercela dari tokoh cerpen “Guru Killer” dengan mengisi table berikut! Jika tidak ditemukan watak tertentu dalam diri seorang tokoh, kamu tidak perlu mengisinya.
No.
Tokoh
Watak muliia
Watak tercela
1.
Pak Lukman
….
….
2.
Anton
….
….
3.
Kepala Sekolah
….
….

 KEGIATAN INTI
D.      Memahami Pengembangan Alur dan Penokohan Cerpen
                Cerita pendek (cerpen) terdiri atas rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan sebab akibat.
                Alur cerpen dibedakan menjadi tiga, yaitu maju (linier), melingkar (sirkuler), dan sorot balik (flash back). Disebut alur maju jika peristiwa dalam cerpen diceritakan secara berurutan dari awal hingga akhir cerita; dikatakan alur melingkar jika peristiwa tidak diceritakan secara berurutan; dan disebut alur sorot balik jika peristiwa akhir dikisahkan lebih dahulu, selanjutnya disusul kejadian awal dan rangkaian peristiwa selanjutnya.
                Alur dikembangkan dengan sejumlah peristiwa yang dialamii para tokoh. Tokoh dalam sebuah cerpen memiliki watak yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan konflik dan dapat menyebabkan munculnya perubahan peristiwa. Melalui peristiwa yang dialami para tokoh, pengarang menyampaikan pesan kepada pembaca.
                Kerjakanlah pelatihan berikut dengan berdiskusi kelompok!
1.       Isilah kotak-kotak berikut untuk menggambarkan satuan peristiwa yang di alami Pak Lukman dalam cerpen “Guru Killer”!
2.       Uraikan secara singkat tahapan alur dari satuan peristiwa yang telah kalian lakukan pada soal nomor 1!
Ø  Pengenalan cerita            : …………………………………………………………………………………………..
Ø  Awal konflik                       : …………………………………………………………………………………………..
Ø  Menuju konflik                 : …………………………………………………………………………………………..
Ø  Konflikk memuncak        : ………………………….................................................................
Ø  Penyelesaian                     : ..........................................................................................
3.       Buatlah simbol visual untuk menggambarkan watak setiap tokoh, lalu tuliskan maknanya!
E.       Menceritakan Kembali Isi Cerpen secara Berpasangan
                Untuk menceritakan kembali cerpen kepada pihak lain, adapun cara yang harus dilakukan terlebih dahulu! Pertama, buatlah urutan pokok peristiwa yang dialami para tokoh. Kedua, renungkanlah sejenak! Pahamilah tema, watak tokoh-tokohnya, dan latrnya! Ingat, gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar! Pengucapan harus jelas untuk menandai pergantian peristiwa dan pergantian latar!
                Ceritakan isi cerpen “Guru Killer” secara berpasangan! Berikan komentar atau saran perbaikan kepada pasanganmu dengan menggunakan rambu-rambu berikut.
No.
Aspek yang Diamati
Komentar
Saran
1.
Ketepatan penggambaran alur
….
….
2.
Ketepatan penggambaran watak tokoh
….
….
3.
Ketepatan penggambaran latar
….
….
4.
Ketepatan penggambaran tema
….
….
5.
Kelancaran penggunaan bahasa
….
….

 KEGIATAN LANJUTAN
F.       Menuliskan Hal-hal Menarik dalam Cerpen
                Tulislah hal-hal menarik yang kamu temukan dalam cerpen “Guru Killer”!
Hal-hal yang menarik dari cerpen “Guru Killer”
ü  Dari segi kisahnya    : ……………………………………………………………………………………….........
                                        ………………………………………………………………………………………………..
ü  Dari segi penokohannya       : …………………………………………………………………………………..
                                        …………………………………………………………………………………………………    
ü  Dari segi pesan yang disampaikan kepada pembaca : …………………………………………..
                                        ……………………………………………………………………………………………….
Bagian Ketiga
Bevel: Menemukan Tema, Latar, Penokohan pada Cerpen-Cerpen dalam Satu Buku Kumpulan Cerpen

 
                    Buku kupmpulan cerpen disebut juga dengan istilah antologi cerpen. Antologi cerpen merupakan kumpulan cerpen yang biasanya pernah dimuat di media masa. Cerpen-cerpen itu diterbitkan kembali dengan maksud / tujuan sebagai dokumentasi dan sebagai sarana bacaan bagi masyarakat.               
 KEGIATAN AWAL
A.      Membaca Dua Buah Cerpen dan Mendiskusikan Isinya
Bila kamu sering membaca cerpen, kamu akan semakin memperkaya wawasan hidupmu. Pesan-pesan moral yang terkandung dalam sebuah cerpen dapat kamu terapkan di kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan kamu dapat bersikap lebih arif dalam menjalani hidup.  
Bacalah dua cerpen karya Erni Khairani dan Suhartono berikut ini! Kemudian, kerjakan pelatihannya!
Horizontal Scroll: Cerpen Kesatu                                                             
                                                                                                       


RANI

Oleh Erni Khairani

RANI, gadis kecil yang duduk di kelas 3 SMP itu sedang termenung sendirian di bawah pohon rindang yang berada tepat di halaman sekolahnya. Dia sangat kebingungan. Tapi kebingungan itu tidak ditampakkannya di raut wajahnya yang manis. Rani anak yang pintar di sekolahnya, dia selalu juara kelas dan dia murid kesayandepan orang ramai untuk mengekspresikan dirinya.

Yang menjadi permasalahan adalah hari ketika Rani berlomba adalah hari ujian akhir untuk kelas 3. Rani dipilih karena hanya Rani yang mampu membacgan guru-gurunya.

Dua hari yang lalu Rani ditunjuk guru Bahasa Indonesia untuk mengikuti perlombaan tingkat SLTP se Riau dalam rangka Hardiknas, dia terpilih sebagai pembaca puisi. Gurunya tiba-tiba menunjuknya tanpa mengetesnya terlebih tahulu.
Memang kemampuan Rani tidak diragukan lagi dalam membaca puisi tapi itu hanya sebatas di depan teman-temannya. Dia belum pernah tampi
l di a puisi dengan baik di sekolahnya, maklum sekolah Rani bukanlah sekolah favorit, ruang kelasnya hanya tiga kelas.

Meski gurunya sudah memberi dispensasi untuk mengikuti ujian susulan, tapi Rani tidak tenang dengan hal itu . Di samping dia harus belajar untuk mempersiapkan ujiannya dia juga harus latihan untuk perlombaan puisi. Tapi Rani optimis, dia tidak mau nilaiya turun karena perlombaan ini dan dia juga tidak mau mengecewakan pihak sekolah yang telah memberi kepercayaan kepadanya.

Waktu perlombaan dua hari lagi, Rani sudah berlatih sendiri di rumah tanpa ada yang membimbingnya. Dia berekspresi di depan kaca setiap hari. Judul puisi yang dipilihnya adalah’’Dandandid’’. Sebenarnya Rani sendiri tidak mengerti dengan puisinya itu karena puisi itu bukanlah karyanya melainkan pemberian dari panitia. Tapi rani tetap berusaha sebaik mungkin.
Hari perlombaan sudah tiba. Rani ke sekolah pagi-pagi sekali dengan harapan gurunya mengetesnya terlebih dahulu agar apa bila ada kesalahan, dia mendapat koreksi dari gurunya. Sampai di sekolah, Rani langsung mencari guru Bahasa Indonesia.
‘’Bu, hari ini saya harus berlomba di gedung kesenian, apa ibu mau melihat saya berpuisi terlebih dahulu sebelum berlomba?’’Rani berbicara pada gurunya dengan gaya meminta.
Tapi guru itu malah menjawab,’’Oh... Rani, Ibu sampai lupa lho kalau hari ini perlombaan kamu. Emmm... gini aja, kamu langsung aja ke gedung kese
nian itu ya, hari ini ibu sibuk sekali, jadi enggak bisa melihat kamu puisi dulu, kamu kan tahu hari ini kelas tiga ujian.’’
‘’Jadi yang nemenin saya kesana siapa bu?’’tanya Rani dengan nada sedih.

Kamu sendiri bisa kan? Semua guru hari ini sibuk Rani, kamu harus maklum, nanti ibu kasih ongkos untuk pergi kesana ya. Atau nanti ibu bilang sama bapak olah raga biar antar kamu. Tapi dia tidak bisa menemanimu disana, nanti dia langsung pulang karena masih banyak yang harus dipersiapkan disini. Kamu harus semangat ya, jangan sedih gitu dong!Mendengar itu Rani tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia terdiam seribu bahasa.

Rani dan guru olah raganya baru saja turun dari angkot. Sesampainya di gedung kesenian Pekanbaru tempat perlombaan, Rani sangat terkejut dengan suasana di sana. Ramai sekali, ada yang memakai pakaian daerah, mereka cantik sekali. Semuanya ditemani oleh guru-guru mereka.

Rani dan gurunya langsung menuju tempat di mana dia harus berlomba, mereka mengambil nomor undian. Ketika guru Rani menanyakan nomor undian untuk Rani, ternyata sekolah mereka belum terdaftar karena belum mendaftar ulang. Tapi mereka memberikan pilihan untuk undian terakhir. Karena semangat Rani untuk tampil, dia mau menerima pilihan itu. Akhirnya Rani mendapat nomor undian 61, dan Rani tetap semangat.

Rani duduk sendirian tanpa teman karena gurunya tadi sudah kembali ke sekolah. Sesekali timbul rasa pesimis dalam hatinya ketika melihat peserta lomba yang sudah tampil mengeluarkan ekspresi di atas pentas dengan ekspresi yang luar biasa.

‘’Pasti mereka sudah dilatih oleh gurunya dengan sangat matang, sedangkan aku? Dilatih aja enggak, apalagi ditemani,’’ gumam Rani dalam hati. Rani mulai sedih, tapi dia langsung menepiskan kesedihannya itu.

Undian 30 sudah berlalu, jam sudah menunjukkan angka tiga sore. Pembawa acara mengumumkan bahwa untuk peserta 31 sampai 61 akan dilanjutkan besok. Rani pulang ke rumah dengan beribu perasaan. Capek, sedih, pesimis dan berbagai macam perasaan lagi yang dirasakannya. Tapi keinginan untuk tetap tampil masih bergejolak di hatinya. Keinginan itu yang membuatnya tetap semangat dan dia tetap terus berlatih agar bisa lebih bagus dari peserta lainnya.

Keesokan harinya, Rani ke sekolah untuk memohon doa dari para guru. Sekali lagi gurunya m
asih sibuk dengan urusan sekolah. Maklum guru di sekolah Rani berjumlah sedikit. Tapi kali ini dia meminta pada gurunya agar ditemani oleh teman akrabnya Yana, karena dia butuh teman untuk berbagi disana nanti.

Rani dan Yana sudah menyaksikan peserta undian 59, satu nomor lagi adalah giliran Rani. Sebelum dia tampil, dia selalu membaca doa dalam hatinya. Kini giliran Rani, jantungnya berdetak kencang, baru kali ini dia tampil di depan orang ramai. Tapi Rani tetap bisa menguasai dirinya. Yana selalu memberinya semangat agar nyali teman baiknya itu tidak ciut.
Rani memulai puisinya dengan salam. Dengan ekspresi yang tidak disangka-sangka, dia membaca puisi dengan begitu percaya diri. Suaranya begitu lantang dan begitu menggema. Semua mata dna perhatian tertuju padanya. Dia mengakhiri puisinya dengan salam. Sangking terpananya orang-orang tak ada terdengar tepuk tangan. Hanya Yana yang menyambutnya dengan tepuk tangan ketika Rani kembali kekursinya.



                               
                                Jawablah soal-soal berikut bersama teman kelompokmu!
1.       Dari cerpen di atas, tokoh Rani digambarkan sebagai anak yang mandiri. Bagaimana pendapatmu ? apakh kamu setuju atau tidak setuju? Apa alasanmu?
2.       Rani merasa minder saat dia melihat penampilan peserta lomba yang lain. Apakah kamu setuju dengan tindakan Rani tersebut? Mengapa?
3.       Dilihat dari latar atau setting yang digambarkan oleh penulis, deskripsikanlah suasana ruang perlombaan tempat Rani berlomba!
4.       Apa yang mendorong Rani untuk tetap tampil dalam perlombaan itu?
5.       Setujukah kamu dengan sikap para guru di tempat Rani bersekolah?
6.       Menurut pengalaman Rani dalam cerpen tersebut, tulis dan sampaikanlah kepada orang lain pesan yang terkandung dalam cerpen tersebut!
                Masih bersama kelompokmu. Bacalah cerpen kedua berikut! Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menyertainya!










Horizontal Scroll: Cerpen Kedua 


Sahabat Sejati
Oleh Suhartono
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan.
Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?”
Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon.
Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.
Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua



                                              Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut bersama kelompokmu secara berdiskusi!
1.       Apakah tokoh Iwan digambarkan sebagai sahabat sejati bagi Momon? Jelaskan!
2.       Iwan membujuk papanya untuk mengajak Momon tinggal bersama keluarga mereka. Setujukah kamu dengan sikap Iwan? Jelaskan!
3.       Apa tindakan Iwan saat sahabatnya Momon tidak pernah main kerumahnya? Apa akibatnya?
4.       Setujukah kamu dengan tindakan Iwan?
5.       Berdasarkan penggambaran latar fisik dan latar sosial dalam cerpen, jelaskan hubungan sosial yang terjalin antara Iwan dan Momon, antara Iwan dan papanya!
 KEGIATAN INTI
B.      Menyimpulkan Tema Setiap Cerpen dengan Berdiskusi Kelompok
Tema sebuah cerpen dapat diperoleh dari hasil perenungan terhadap peristiwa, atau gagasan, yang disampaikan dalam sebuah peristiwa, dan keputusan pengarang terhadap nasib tokoh utama. Dalam tema juga terkandung pesan kehidupan yang disampaikan pengarang. Pesan kehidupan yang terkandung dapat menginspirasi pembaca untuka bersikap lebih bijaksana dalam kehidupannya.
Kerjakanlah pelatihan berikut secara berdiskusi!
1.       Renungkanlah kisah Rani dan Iwan dalam cerpen yang telah kamu baca! Selanjutnya, rumuskan pelajaran hidup yang dapat kamu petik dari kisah kedua tokoh tersebut!
2.       Tuliskan sikap hidup bijaksana yang dimiliki tokoh Rani dan  Iwan dalam kedua cerpen tersebut!
3.       Tuliskan rumusan tema setiap cerpen yang telah kamu baca tersebut!

C.      Mengidentifikasi Latar dalam Cerpen yang Dibaca
Latar disebut juga dengan istilah setting. Latar merujuk pada satuan tempat, waktu, dan suasana terjadinta suatu peristiwa dalam karya sastra. Latar dibedakan menjadi dua, yakni latar fisik dan latar metaforik. Latar fisik adalah latar tempat dan waktu yang bersifat nyata. Katar metaforik adalah latar suasana yang dibangun melalui penggunaan metafora (kiasan). Latar metaforik berhubungan dengan kondisi kejiwaan tokoh.
Identifikasi contoh penggunaan latar dalam kedua cerpen yang telah kamu baca dengan mengisi kolom berikut ini!
Aspek yang diidentifikasi
Judul cerpen
Bukti kutipan dari teks cerpen
                        Rani                      
Sahabat sejati
Latar fisik
.....................
.....................
.....................
..................
..................
..................

................
................
................
Latar waktu
.....................
.....................
.....................
..................
..................
..................

................
................
................
Latar suasana/metaforik
.....................
.....................
.....................
..................
..................
..................

................
................
................

D.      Membandingkan Watak Tokoh dalam Cerpen yang Dibaca
Manusia yang hidup di dunia mempunyai watak yang berbeda-beda. Watak, dipengaruhi oleh pandangan dan sikap hidup, latar belakang pendidikan, lingkungan budaya, dan cita-cita hidup.
Berdasarkan sikap tokoh terhadap tema, tokoh-tokoh tersebut dapat dikelompokkan menjadi tokoh protagonis (tokoh yang digunakan pengarang untuk mendukung tema) dan tokoh antagonis (tokoh yang menentang tema yang disampaikan oleh pengarang). Pemahaman terhadap tokoh cerpen dapat membantu pembaca memahami makna cerpen secara lebih menyeluruh.
Kerjakan kegiatan berikut bersama kelompokmu secara berdiskusi!
1.       Watak Rani dan Iwan sama-sma menggambarkan watak yang terpuji. Banyak pelajaran hidup yang dapat kamu petik dari kedua tokoh tersebut. Buatlah deskripsi perbandingan sikap-sikap mulia dari kedua tokoh tersebut!
No :
Sikap terpuji
Rani
Iwan
1.        
...........................................
..........................................
2.        
...........................................
..........................................
3.        
...........................................
...........................................
4.        
...........................................
...........................................
5.        
...........................................
...........................................

2.       Cermatilah hasil analisis kalian terhadap watak tokoh Rani dan Iwan! Sebutkan dua persamaan watak dasar yang terlihat dari kedua tokoh tersebut!
3.       Andai kalian menjadi tokoh Rani dan Vera, maukah kalian bertindak seperti yang dilakukan.
a.       Rani: mengorbankan ujian nasional untuk ikut lomba membaca puisi? Mengapa?
b.      Iwan: sebagai anak dari orang kaya? Mengapa?

E.       Menjelaskan Penokohan dalam Cerpen yang Telah Dibaca
Istilaah penokohan dapat diartikan sebagai teknik (cara) pengarang mengembangkan watak tokoh dalam suatu karya sastra. Ada dua teknik penokohan, yakni naratif dan dramatik. Teknik naratif penuturan watak tokoh secara langsung melalui paparan naratif. Teknik dramatik adalah pengembangan watak tokoh secara tidak langsung melalui pemapaparan sebuah peristiwa dramatik yang mengandung perilaku dan dialog para tokoh. Pembaca diharapkan dapat menyimpulkan sendiri watak tokoh melalui adegan dramatik yang digambarkan pengarang. Perhatikan contoh berikut!

Rounded Rectangle: “Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
 Rounded Rectangle: RANI, gadis kecil yang duduk di kelas 3 SMP itu sedang termenung sendirian di bawah pohon rindang yang berada tepat di halaman sekolahnya. Dia sangat kebingungan.
ditampakkannya di raut wajahnya yang manis. Rani anak yang pintar di sekolahnya, dia selalu juara kelas dan dia murid kesayandepan orang ramai untuk mengekspresikan dirinya. 
 KEGIATAN LANJUTAN
F.       Menyimpulkan Pesan Kehidupan dalam Setiap Cerpen dengan Berdiskusi Kelompok
Dalam cerpen terkandung pesan-pesan kehidupan yang berguna. Pesan kehidupan dapat disimpulkan melalui pengalaman hidup dokoh dalam cerpen.
Kerjakanlah pelatihan berikut! Diskusikan dengan kelompokmu!
1.       Berdasarkan kisah dalam kedua cerpen yang telah kalian baca, tulislah perilaku hidup yang harus dilakukan dan dihindarkan!
No.
Perilaku Hidup
Lakukan
Hindarkan
1.
Dalam menjalankan perintah Tuhan
Tekun beribadah dan rajin bekerja

......................................
2.
Dalam berinteraksi dengan orang lain

......................................

......................................
3.
Dalam membangun citra diri

......................................

......................................
4.
Dalam menjalankan tugas-tugas sosial

......................................

......................................
5.
Dalam membangun cita-cita kehidupan

......................................

......................................
2.       Tuliskanlah pesan-pesan kehidupan yang dapat disimpulkan dari kedua cerpen tersebut!
3.       Di antara kedua cerpen tersebut, manakah yang lebih kalian sukai? Mengapa? Berikan alasanmu!

Bagian Keempat
Bevel: Menuliskan Kembali dengan Kalimat Sendiri Cerita Pendek yang Pernah Dibaca                                                                                                                                   
                                Apakah kamu masih ingat judul cerpen yang kamu baca terakhir kali? Msih ingatkah kamu  kisah atau jalan ceritanya? Salah satu cara untuk mengingat kembali atau menyimpan memori dari cerpen yang telah dibaca, yaitu dengan menuliskan kembali cerpen tersebut.        
 KEGIATAN AWAL
A.      Menjelaskan Hubungan Kekeluargaan dan Sosial antar Tokoh dalam Cerpen
Tokoh merupakan individu rekaan hasil imajinasi pengarang. Tokoh berfungsi sebagai media untuk menyampaikan gagasan pengarang. Sudah dijelaskan di awal dalam sebuah cerpen terdapt tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis cenderung bersifat baik, dan sebaliknya tokoh antagonis cenderung bersifat buruk. Gagasan pengarang dituturkan secara bertahap melalui peristiwa-peristiwa yang dialami para tokoh. Peristiwa dalam cerpen dikembangkan berdasarkan hubungan kekeluargaan dan sosial antar tokoh.
Bacalah cerita pendek berikut ini, kemudian kerjakanlah pelatihan yang menyertainya!



Sekolahku di Pedalaman
oleh: Surya Ismail


Sudah lima tahun aku belajar di sekolah “Budi Makmur” ini. Sekolahku berada di daerah pedalaman. Kondisi sekolahku sangat sederhana. Hanya ada tiga kelas. Dindingnya terbuat dari papan dan kulit kayu. Sementara atapnya terbuat dari daun sagu, atau sering disebut daun rumbia oleh suku pedalam. Meja dan tempat duduk kami terbuat dari papan yang dibuat memanjang. Papan tulis hitam berukuran 1x2 meter menggantung di depan kelasku. Se-kolahku hanya berlantaikan tanah. Kalau hujan turun, airnya akan masuk ke dalam kelasku hingga menjadi becek.

Sekarang aku sudah kelas enam. Hanya ada empat orang murid di kelasku. Sedangkan guru yang mengajar di sekolahku hanya ada dua orang. Pak Nantan dan Pak Kurna, mengajar dari kelas satu sampai kelas enam.

Dalam belajar, kami dan guru senang membaur. Seperti mengerjakan latihan misalnya, kami sering mengerjakan dan memecahkannya bersama-sama, dan tidak malu-malu bertanya kalau tidak paham. Kami dan guru terlihat sangat akrab sekali!

Pulang sekolah hari ini aku dibonceng Pak Nantan naik sepeda ontel. Sedangkan Rizal, temanku, ikut dengan Pak Kurna. Kami sering dibonceng seperti ini karena rumah kami berdua paling jauh. Jarak rumah ke sekolahku empat kilo meter. Jam enam pagi aku sudah harus berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki melewati jalan setapak dan hutan belantara.

“Pak Nantan hari ini mancing ke sungai lagi? Boleh Ujang ikut?” tanyaku.

“Bapak hari ini memetik buah kelapa di kebun, Jang. Uang belanja sudah menipis. Besok kalau kelapa-kelapa itu sudah terjual, Bapak pasti akan ajak Ujang mancing di sungai!” janji Pak Nantan.
Aku sedih mendengarnya. Sudah lelah mengajar di sekolah, Pak Nantan harus memanjat kelapa lagi sesampainya di rumah. Kalau tidak, keluarganya tidak bisa makan. Karena dengan menjual buah-buah kelapa itulah Pak Nantan bisa mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pak Nantan tak menerima gaji mengajar di sekolah, karena Pak Nantan hanya tamat SMP. Tapi niat baiknya ingin memajukan kampungku supaya bebas buta huruf dan pandai berhitung memang patut diacungi jempol.

Setahun yang lalu ada dua orang guru bantu yang dipindahtugaskan dari kota ke kampungku. Betapa gembiranya aku waktu itu. Aku berharap kehadiaran mereka bisa memberikan kemajuan bagi sekolahku. Namun harapanku itu kemudian pupus. Sebulan mengajar, mereka hanya empat kali datang ke sekolahku. Bulan berikutnya, mereka tak pernah datang-datang lagi ke sekolah. Ah, mungkin mereka tak terbiasa dengan keadaan kampungku yang terpelosok jauh berada di pedalaman.

Suatu hari Pak Nantan pernah bertanya kepadaku tentang cita-citaku. “Apa cita-citamu, Jang?”

“Aku ingin jadi seperti Bapak!” jawabku mantap.

“Menjadi guru?” Pak Nantan ter-senyum.

Aku mengangguk, “Aku ingin membuat kampung ini menjadi maju. Aku ingin semua orang bisa membaca dan berhitung. Kalau orang-orang di kampung ini sudah bisa membaca dan berhitung, pasti mereka bisa membangun kampung ini mejadi lebih maju!”

Mata Pak Nantan tampak berkaca-kaca mendengar penuturanku. “Pendidikan di kampung ini memang sangat menyedihkan. Tak ada guru-guru yang mau mengajar di kampung ini. Apalagi kebanyakan anak-anak seusiamu lebih memilih bekerja di ladang membatu orang tua mereka dari pada pergi ke sekolah.”

Air mataku menetes. Aku sedih sekali. Di rumah, seharusnya Abah dan Emak bisa membimbingku belajar dan mengerjakan PR. Tapi mana mungkin. Kedua orang tuaku tidak pandai membaca dan menulis. Malah suatu ketika Abah dan Emak memintaku untuk mengajari mereka membaca, menulis dan berhitung. Wah… Bagaimana mungkin? Apa aku bisa? Ah, tapi akhirnya kucoba juga. Setiap hari setelah pulang sekolah, aku pun mengajari orang tuaku membaca, menulis dan berhitung.

“Abah bangga padamu, Jang. Anak sekecil kamu sudah pandai mengajari Abah dan Emakmu membaca, menulis dan berhitung,” ujar Abah memujiku.

“Emak juga bangga, Jang. Berkat kamu sekolah, Emak dan Abahmu jadi tak bodoh lagi. Emak dan Abahmu sekarang sudah bisa membaca walaupun masih mengeja,” kata Emak lalu mencium kepalaku.

“Terima kasih,” ucapku terharu. “Ini juga berkat Abah dan Emak yang mau menyekolahkanku hingga aku menjadi pintar dan bisa mengajari Abah dan Emak di rumah, hehe…”
Abah dan Emak memelukku, dan menciumi kedua pipiku dengan penuh rasa sayang dan cinta.
Ah, kelak, aku harus bisa membangun kampung ini menjadi lebih maju! Aku ingin semua orang di kampung ini bisa membaca, menulis dan berhitung. Doakan aku, ya, teman-teman!***




Jawablah pertanyaan berikut secara kelompok!

1.       Jelaskan hubungan kekeluargaan antara Ujang dengan Pak Natan!
2.      Jelaskan hubungan sosial antara Ujang dengan Pak Natan dan Ujang dengan kedua orang tuanya!
3.      Jelaskan hubungan antartokoh dalam cerpen yang telah kalian baca dengan membubuhkan keterangan dalam diagram pencar berikut! Perhatikan contoh!




Oval: Orang tua ujangOval: Pak Natan                               



















 KEGIATAN INTI
B.      Menentukan Urutan Peristiwa dan Pokok-Pokok Peristiwa dalaam Cerpen yang Dibaca

Dalam setiap cerpen tentu terdapat alur atau plot cerita. Dengan adanya ulur cerita akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan cerita akan terlihat lebih menarik.
Untuk menentukan urutan peristiwa sebuah cerpen, kamu harus membaca perbagian ceritanya. Setelah itu, kamu harus menyimpulkan peristiwa dalam paragraf atau bagian cerita tersebut!



Wave: Urutan PeristiwaRounded Rectangle: Paragraf: 
1. Aku (Ujang) sudah lima tahun bersekolah di SD “Budi Makmur” yang terletak di padalaman dengan sarana sekolah yang sangat sederhana.
2. .................................................................................................,dan seterusnya.               






C.      Mengidentifikasi Unit Peristiwa dan Pokok-Pokok Peristiwa dalam Cerpen
Kisah dalam cerpen terdiri atas sejumlah unit peristiwa yang saling berhubungan. Dalam setiap unit peristiwa dimuat serangkaian kisah/peristiwa yang dialami tokoh atau sekelompok tokoh. Unit peristiwa berkembang seiring dengan perkembangan alur. Tahapan alur biasanya terdiri atas beberapa unit peristiwa.
Ingatlah tahapan setiap unit peristiwa berikut!


 














1.      Pengenalan certita (intro)
Pengarang mengawali cerita dengan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan, dan penceritaan hubungan antar tokoh
2.      Awal perselisihan/konflik (complication)
Pengarang mulai memunculkan bagian-bagian yang menimbulkan berbagai permasalahan dalam cerita
3.      Menuju konflik (rising action)
Pengarang semakin meningkatkan permasalahan yang sedang dihadapi tokoh
4.      Konflik memuncak (climax)
Pada bagian ini, merupakan puncak dari permasalahan yang terjadi yang dihadapi tokoh dalam cerita, tokoh dihadapkan dalam penentuan nasib yang dialaminya
5.      Penyelesaian (ending)
Bagian ini merupakan akhir dari nasib tokoh, apakah berakhir baik atau berakhir buruk.

                                Dengan penentuan tahapan alur tersebut, kamu dapat menentukan terlebih dahulu pikiran pokok setiap paragraf dalam cerita yang telah kamu baca. Setelah itu barulah kamu dapat menghubungkannya dengan tahapan alur tersebut.
                                Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa! Tentukanlah tokoh-tokoh yang terlibat beserta kutipan teks dari unit peristiwa dalam cerpen ”Sekolahku di pedalaman”! mengaculah pada tabel berikut!
Tokoh yang Terlibat
Kutipan Teks
Unit Peristiwa

.......................................

...............................................
Pengenalan cerita (intro)

.......................................

...............................................
Awal konflik (complication)

.......................................

...............................................
Menuju konflik (rising action)

.......................................

...............................................
Konflik memuncak (climax)

.......................................

...............................................
Penyelesaian (ending)

D.       Menulis Kembali Cerpen yang Pernah Dibaca Berdasarkan Urutan Peristiwa
Berdasarkan urutan peristiwa yang telah ditentukan sebelumnya, tulislah kembali cerpen yang telah kamu baca tersebut! Tulislah secara runtut, jelas dan menggunakan bahasa sendiri!
KEGIATAN LANJUTAN
E.       Membacakan Cerpen yang Ditulis dan Membahasnya Bersama Kelompok
 Lakukanlah!
        Kerjakanlah tugas berikut secara berurutan!
1.       Masih dengan kelompokmu! Bacalah secara bergiliran cerpen yang telah kamu tulis bersama kelompokmu itu!
2.       Revisilah cerpen berdasarkan saran perbaikan tang disampaikan oleh anggota kelompokmu!
3.       Lakukan penataan, lalu jilid dengan rapi cerpen hasil dari kerja kelompokmu! Lalu serahkan kepada guru!

UJI KOMPETENSI

Kerjakan kegiatan berikut secara berkelompok!

1.       Cari dan bacalah dua buah cerpen dari buku antologi cerpen! Tentukan tokoh,alur, tema, latar, penokohan, dan amanat atau pesan kehidupan di dalam cerpen tersebut! Kemudian bandingkan kedua cerpen tersebut!
2.       Tulislah kembali cerpen yang telah kamu baca dengan menggunakan bahasamu sendiri! Bacalah cerpen dari hasil kerja kelompok lain! Tanggapi dan nilailah cerpen dari hasil kerja kelompok lain yang telah kamu baca! Aspek yang dinilai adalah penggunaan bahasa dan kesesuaian isi cerpen!